FilmJabarin Jateng

Film “Langit di Atas Merapi” Karya Sineas Muda Jateng Tembus Festival Film Internasional

15
Pemeran utama film Langit di Atas Merapi berdiri di depan latar Gunung Merapi, dengan kamera dan kru bersiap di belakangnya. Nuansa kabut dan alam hijau memperkuat suasana syuting.

Magelang, Jabarinaja.com – Dunia perfilman tanah air kembali mencetak prestasi membanggakan. Film Langit di Atas Merapi, garapan sutradara muda asal Magelang, Reno Bimo Aditya, sukses mewakili Indonesia di kancah internasional lewat ajang Busan International Film Festival (BIFF) 2025.

Film berdurasi 88 menit ini berkisah tentang seorang anak remaja bernama Raka yang harus menghadapi kehilangan orang tuanya akibat letusan Merapi tahun 2010. Cerita difokuskan pada perjuangannya menemukan kembali arti keluarga, alam, dan keberanian untuk melanjutkan hidup.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

“Film ini adalah surat cinta untuk tanah kelahiran saya dan semua penyintas bencana,” ujar Reno Bimo saat konferensi pers di Semarang.

Menariknya, seluruh kru dan pemeran utama berasal dari berbagai kota di Jawa Tengah seperti Temanggung, Salatiga, dan Wonosobo. Syuting dilakukan di kaki Gunung Merapi dan beberapa desa terdampak untuk menjaga keaslian latar.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Tengah turut memberikan dukungan, termasuk pembiayaan sebagian produksi melalui program pendanaan perfilman lokal.

Film ini tidak hanya mengangkat budaya dan alam Jawa Tengah, tetapi juga memperkenalkan bahasa Jawa sebagai bahasa utama dialog, dengan subtitle internasional. Hal ini mendapat pujian dari kritikus luar negeri karena memberikan sentuhan lokal yang kuat.

Exit mobile version