Karawang | Jabarinaja.com | Dalam rangka mendukung program nasional penurunan angka stunting, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) melaksanakan kegiatan unggulan bertajuk Pencegahan Stunting, yang digelar pada Rabu, 9 Juli 2025. Bertempat di Posyandu Cempaka 1, Desa Medalsari, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang, kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 50 peserta yang terdiri dari para ibu yang memiliki anak balita.
Acara dimulai pukul 09.00 WIB dengan suasana hangat dan penuh keakraban. Mahasiswa membuka kegiatan dengan perkenalan serta bincang ringan bersama peserta untuk mencairkan suasana. Para ibu pun menyambut kegiatan ini dengan antusias.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Ibu Ina Ratnasari, S.E., M.M., yang memberikan sambutan sekaligus pengantar materi. Dalam penyampaiannya, beliau menjelaskan pentingnya memahami stunting sebagai kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis. Stunting biasanya terlihat dari tinggi badan anak yang tidak sesuai dengan usianya.
“Anak-anak jangan terlalu sering diberi makanan manis seperti ciki, wafer, atau bubur kacang ijo setiap hari. Itu tidak cukup nutrisinya. Kalau terus-terusan dikasih seperti itu, anak jadi malas makan makanan utama yang lebih bergizi. Harus ada protein, karbohidrat, sayur, dan buah dalam pola makan mereka,” terang Bu Ina.
Setelah sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan sesi edukasi utama yang dibawakan oleh mahasiswa KKN. Materi disampaikan dengan pendekatan komunikatif dan dialogis agar para ibu merasa terlibat dan nyaman menyampaikan pengalaman maupun pertanyaan.
Dalam sesi tersebut, mahasiswa menjelaskan bahwa stunting bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti asupan gizi yang tidak memadai, pola makan yang kurang tepat, rendahnya pemahaman tentang nutrisi anak, sanitasi yang buruk, dan pola pengasuhan yang kurang optimal. Para ibu juga diajak untuk mengenali tanda-tanda anak yang mengalami stunting, seperti pertumbuhan tinggi badan yang tidak sesuai usia, berat badan stagnan, anak tampak lemas, tidak aktif, dan mudah sakit.
Mahasiswa juga menekankan pentingnya pencegahan sejak dini melalui berbagai langkah praktis, seperti:
- Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama,
- Menyediakan MPASI yang mengandung zat gizi lengkap (terutama protein hewani seperti telur, daging, dan ikan),
- Menjaga kebersihan lingkungan sekitar,
- Serta aktif memantau tumbuh kembang anak melalui posyandu.
Selain itu, para ibu diingatkan bahwa makanan tambahan untuk balita tidak sama dengan jajanan biasa. Walaupun ciki, biskuit manis, atau wafer disukai anak-anak, kandungan gizinya tidak mencukupi kebutuhan tumbuh kembang dan bisa mengganggu nafsu makan anak terhadap makanan utama.
Sebagai bentuk penerapan langsung dari materi penyuluhan, kegiatan ditutup dengan pembagian PMT (Pemberian Makanan Tambahan) berupa bubur tim bergizi kepada anak-anak yang hadir. Bubur tersebut disiapkan dari bahan-bahan sehat seperti nasi, daging ayam, wortel, dan bayam, tanpa tambahan gula maupun penyedap rasa buatan.
Mahasiswa KKN juga memberikan contoh cara sederhana dan murah menyiapkan makanan sehat di rumah, agar para ibu dapat langsung menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak terlihat senang menerima makanan tersebut, sementara para ibu menyambut baik ide PMT sehat ini sebagai alternatif makanan ringan yang bergizi.
Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab, dokumentasi bersama, serta pembagian PMT kepada anak-anak yang disambut penuh antusiasme dan senyum ceria.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN UNSIKA berharap dapat mendorong kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pencegahan stunting sejak dini, serta mengajak seluruh elemen desa untuk bersama-sama menjaga tumbuh kembang anak-anak, demi mewujudkan generasi yang sehat dan kuat di masa depan.