Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita

Kasus Keracunan Massal Usai Konsumsi MBG di Bogor: Jumlah Korban Meningkat Jadi 210 Orang

52
×

Kasus Keracunan Massal Usai Konsumsi MBG di Bogor: Jumlah Korban Meningkat Jadi 210 Orang

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Bogor | Jabarinaja.com | Kasus dugaan keracunan massal yang terjadi di Kota Bogor usai para siswa mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus menjadi perhatian publik. Dinas Kesehatan Kota Bogor mencatat lonjakan jumlah korban yang signifikan. Hingga periode 7–9 Mei 2025, jumlah total siswa yang menjadi korban keracunan telah mencapai 210 orang. Jumlah ini meningkat dibandingkan data sebelumnya yang mencatat 171 orang terkena dampak.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno, menyampaikan informasi ini dalam keterangan tertulis pada Minggu, 11 Mei 2025. Ia menjelaskan bahwa ratusan siswa yang terdampak berasal dari delapan sekolah berbeda di Kota Bogor. Sekolah-sekolah tersebut diketahui menerima makanan dari penyedia jasa konsumsi yang sama, yakni satu SPPG (Sentra Penyedia Program Gizi).

Advertisement
Example 300x600
Scroll kebawah untuk lihat konten

“Total perkembangan kasus dugaan keracunan makanan dari tanggal 7 hingga 9 Mei 2025, secara kumulatif mencapai 210 orang,” ungkap Sri Nowo. Ia menambahkan, dari jumlah tersebut, sebanyak 34 orang masih menjalani perawatan medis intensif di rumah sakit setempat, sementara 47 orang mendapatkan perawatan rawat jalan, dan sisanya — sebanyak 129 orang — mengalami keluhan ringan yang tidak memerlukan perawatan medis lebih lanjut.

Dinas Kesehatan Kota Bogor saat ini tengah fokus melakukan investigasi epidemiologis guna mengungkap penyebab pasti dari kejadian ini. Penyelidikan dilakukan melalui pengambilan sampel makanan yang diduga menjadi sumber keracunan. Sampel-sampel tersebut kemudian diuji di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Bogor. Pengujian dilakukan secara bertahap dengan metode mikrobiologi, mencakup empat tahap utama, yaitu Pra Pengayaan, Pengayaan Selektif, Plating Out, dan Konfirmasi.

Sri Nowo menegaskan bahwa hasil pengujian laboratorium tersebut belum keluar dan masyarakat diimbau untuk menunggu informasi resmi selanjutnya. “Hasil uji laboratorium akan kami sampaikan setelah seluruh tahapan pengujian selesai dilakukan,” katanya.

Sementara itu, Badan Gizi Nasional (BGN) juga turut mengambil peran dalam penyelidikan insiden ini. Kepala BGN, Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini masih melakukan pendalaman terkait sumber masalah. “Kami masih menunggu hasil laboratorium. Sumber masalah masih dalam proses identifikasi,” ujar Dadan saat diwawancarai wartawan pada Sabtu, 10 Mei 2025.

Sejauh ini, pemerintah daerah bersama pihak sekolah dan instansi terkait terus melakukan koordinasi dalam rangka memberikan penanganan terbaik kepada para siswa yang terdampak. Upaya pencegahan penyebaran lebih lanjut serta evaluasi terhadap pelaksanaan program MBG juga tengah dilakukan.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sejatinya bertujuan untuk meningkatkan asupan nutrisi anak-anak usia sekolah justru menjadi sorotan karena kasus ini. Pemerintah pun dihadapkan pada tantangan besar untuk memastikan keamanan pangan dalam program-program sosial yang melibatkan konsumsi massal. Masyarakat dan orang tua siswa kini berharap agar hasil penyelidikan segera diumumkan dan langkah-langkah pencegahan lebih lanjut segera diterapkan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 360x360