Jabarinaja.com — Setelah lebih dari satu dekade menemani jutaan penonton di seluruh dunia, Attack on Titan akhirnya resmi berakhir. Episode terakhir dari The Final Season – The Final Chapters telah tayang dan langsung membanjiri media sosial dengan pujian, air mata, hingga perdebatan panjang yang belum usai hingga kini.
Arc penutup ini menyajikan kesimpulan emosional dari perjalanan Eren Yeager, karakter yang sejak awal tampil sebagai pahlawan, lalu perlahan berubah menjadi sosok yang sulit ditebak: penyelamat bagi satu bangsa, namun teror bagi dunia lainnya.
Dalam bagian akhir ini, penonton dibawa menyusuri konflik batin Eren, kilas balik masa kecil, serta keputusan kontroversialnya untuk melancarkan “The Rumbling”, yaitu pembebasan ribuan Titan Kolosal demi menghancurkan dunia luar. Adegan-adegan terakhir memperlihatkan pertarungan epik antara Aliansi (Armin, Mikasa, Reiner, dan kawan-kawan) melawan Eren yang sudah menyatu dengan Founding Titan.
Penutup serial ini menuai reaksi campur aduk. Banyak yang menyebutnya sebagai salah satu ending terberani dalam sejarah anime, karena tidak menawarkan kemenangan mutlak bagi siapa pun. Justru, penonton diajak merenungi harga dari kebencian, perang, dan siklus balas dendam.
“Ini bukan akhir bahagia, tapi akhir yang masuk akal. Attack on Titan bukan anime biasa. Ini karya seni,” tulis akun penggemar @AoTRequiem di X (Twitter).
Studio MAPPA kembali mencuri perhatian lewat animasi yang detail, ekspresif, dan sinematik. Adegan-adegan terakhir — terutama yang menampilkan Mikasa dan keputusan beratnya — berhasil membuat penonton terpaku dan tak sedikit yang menangis.
Dengan berakhirnya Attack on Titan, dunia anime resmi kehilangan salah satu legenda besar. Namun warisan ceritanya akan terus hidup, baik lewat perbincangan, analisis, hingga kenangan emosional di hati para penggemar.